Profile Ketua Sapurissa Dhayata
Mau tahu Ketua Sapurissa Dhayata ??? Ayo kita intip barang-barang !!!
Pria kelahiran Tangerang, 21 September 1990 yang bernama lengkap Rendy Arifin adalah seseorang yang sangat beruntung. Ya, mengapa beruntung??? Selain bisa berbuat baik di Cetiya dengan mengikuti Puja Bhakti dan kegiatan lainnya, dia juga dapat melakukan perbuatan baik yang lebih dengan mengurus suatu kebaktian, yaitu kebaktian remaja di Cetiya Dharma Widya.
Mau tahu lebih jelas, berikut wawancara kami :
Kenapa tertarik dengan Buddha Dhamma ?
Pada awalnya saya memang sekolah di sekolah Buddhis. Dari SD saya memang tertarik dengan pelajaran IPA mengenai alam semesta. Dan di Buddha Dhamma ini alam semesta sangat berhubungan erat dengan Buddha Dhamma itu sendiri. Dan juga Buddha Dhamma sangat realita dalam kehidupan ini.
Untuk memperdalam ajaran Buddha, langkah apa yang di ambil oleh Rendy ?
Dengan sering kebaktian di Vihara/Cetya dan mendengarkan Dhamma yang dibabarkan oleh para Dhammaduta. Selain itu juga membaca buku-buku dhamma dan berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti & mempraktekkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.
Apa yang membuat Rendy bisa turut aktif di Cetya Dharma Widya, padahal Rendy sudah aktif di sebuah Vihara lain ?
Pertama, menurut saya menjadi seorang pengurus dalam sebuah organisasi agama dan sosial merupakan salah satu perbuatan baik. Yang kedua, karena saya dapat bertemu dengan orang-orang yang lebih mengerti Dhamma daripada saya sehingga saya bisa belajar dari mereka. Dan juga dapat lebih dekat dengan para Bhikkhu serta menambah pengalaman yang baru buat saya.
Kalau tidak salah dengar, Rendy sekarang ini menjabat sebagai koordinator remaja di Cetya Dharma Widya & Vihara lain. Bagaimana cara Rendy untuk membagi waktu serta berlaku adil dalam pengembangan masing-masing di tempat tersebut ?
Kebetulan jadwal kebaktian di dua tempat itu berbeda sehingga saya tidak cuukp kesulitan untuk membagi waktu, lagipula saya sudah membentuk suatu pengurus yang sudah memiliki tugas masing-masing.
Kalau masalah adil, saya tetap melakukan yang terbaik untuk dua tempat itu.
Pengalaman organisasi ?
Saya baru mengikuti organisasi pada waktu duduk di SMK. Ya...nama organisasinya adalah Pelajar Buddhis Kalyana Mitta (PBKM). Kelas 1 saya menjabat sebagai anggota seksi kerohanian, kelas 2 menjabat sebagai koordinator seksi kerohanian, dan kelas 3 menjabat sebagai Ketua Umum PBKM. Kalau pengalaman di Vihara/Cetya . . . Di Vihara Sad Saddha (Remaja), pertama saya menjadi koordinator humas, lalu menjadi wakil ketua, dan sekarang menjadi Ketua Umum Remaja.
Apa misi Rendy untuk Remaja Cetya Dharma Widya ?
Dengan adanya kebaktian remaja ini dapat membuat kita semua menjadi lebih solid dalam hal saddha, sila , dan yang pastinya pengetahuan tentang Dhamma, serta menjadikan kebaktian remaja lebih berkembang kearah yang lebih baik.
Apa pesan Rendy sebagai koordinator Remaja untuk Umat semua ?
Sebelum kamu mengenali orang lain, kenalilah dulu diri kamu sendiri.
Profile Ketua Cetya Dharma Widya
Kita semua pasti tahu siapa Ketua Cetya Dharma Widya? Kasman, BA atau yang lebih di kenal dengan Bapak Abhi. . . Pria kelahiran Wonoharjo, 26 Maret 1972 ini merupakan seseorang yang amat dikagumi oleh umat di Cetya, Mengapa demikian ? Dari survei yang dilakukan tim redaksi, beliau merupakan sesorang yang sangat tenang dalam menghadapi berbagai masalah. Sebagai seseorang yang pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, beliau terus mempraktekkan dhamma dalam hidupnya. Dan tak jarang banyak orang yang meminta nasehat atau penjelasan Dhamma dari Beliau. Dengan pengalamannya sebagai seorang Bhikkhu, hal itu tidak begitu sulit bagi Beliau. . . .Untuk mengenal lebih jauh ketua Cetya Dharma Widya, tim redaksi sudah melakukan wawancara dengan Beliau, berikut wawancara kami ;
Ketertarikan dengan Bhikkhu ?
Melihat kehidupan Bhikkhu yang sederhana dan tenang membuat saya tertarik menjadi seorang Bhikkhu. Dan kemudian saya mengikuti Samenara di Vihara Mendut selama 2 minggu pada tahun 1993. setelah itu saya melanjutkan Samanera 3 bulan, dan Samanera tetap ditahbiskan di Vihara tanah Putih Semarang Jawa Tengan oleh Bhikkhu Khemasarano Acariya Bhikkhu Cittasanto.
Pada tahun 1995 tinggal di Vihara Buddha Metta Jakarta selama 4 bulan dan kemudian tinggal di Dhammacakkha selama 4 bulan juga.
Bagaimana hubungan dengan keluarga ?
Masih tetap baik. Komunikasi dilakukan melalu surat.
Pergi ke Thailand ?
Tahun 1996 Saya (Samanera Indapañño) dikirim ke Thailand oleh Sangha Theravada Indonesia bersama Samanera Gunarando (yang sekarang Bhikkhu Cittanando). Kemudian Samanera Indapañño ditahbiskan oleh Somdet Sangha Raja Thailand dengan nama Abhipañño yang artinya kebijaksanaan yang tertinggi.
Di Thailand kuliah di Mahamakut Buddhis University jurusan filsafat pada tahun 1997 dan dapat menguasai Bahasa Thailand selama 7 bulan. Empat tahun sekolah di Mahamakut Buddhis University dengan gelar Bachelor of Art Inphlospy. Di Thailand saya pernah jalan-jalan dengan Bhante Wongsin selama 15 hari ke vihara-vihara di Thailand Utara. Dan juga pernah mendalami meditasi di hutan Thailand.
Sebagai Ketua di Cetya Dharma Widya, apa suka duka Bapak selama setahun ini ?
Untuk menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah apalagi memimpin sebuah organisasi, karena semua orang mempunyai karakter yang berbeda-beda dan kita memahami akan hal itu. Seorang Buddha pun tidak mungkin membuat umat manusia di dunia ini menjadi orang suci, semua itu tergantung kepada pribadi masing-masing. Saya mengajak orang untuk melakukan kebajikan pun juga tergantung pada kesadaran dan kedewasaan spiritual masing-masing orang, tetapi saya sangat senang, gembira, dan bahagia bisa bergaul, bisa mengajak masyarakat sekitar untuk melakukan kebajkan sesuai dengan ajaran Buddha.
Kalau duka, saya merasa prihatin dengan apa yang saya lakukan mendapat sesuatu yang tidak mengenakan hati. Tetapi saya sangant paham dan sadar bahwa segala sesuatu apapun yang bertujuan mulia pasti ada rintangan. Dan dengan kesedihan hati saya belum bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengikut Buddha semuanya.
Apa pesan untuk pengurus & umat ?
Untuk pengurus, marilah pengurus semuanya untuk solid, rukun, dan memandang segala macam masalah dengan hati dan pikiran yang bersih dan punya komitmen bersama untuk memperjuangkan, mengembangkan, mempertahankan, & melindungi ajaran Buddha dengan sekuat tenaga kita.
Untuk um at, marilah para umat untuk bersama-sama belajar berbuat baik dengan mengendalikan pikiran, ucapan, & perbuatan sesuai dengan ajaran Buddha. Dan marilah kita berlatih di jalan Dhamma yang sesungguhnya, karena dengan demikian akan menumbuhkan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dalam diri kita, dalam masyarakat dan semua makhluk hidup, dan jadilah umat Buddha yang sejati.
Apa pesan Bapak untuk semua umat Buddha di Indonesia ?
Segala sesuatu mengalami perubahan, berpegang teguhlah pada Dhamma karena engkau akan mendapat kebahagiaan sejati.
Y.M. BHIKKHU WONGSIN LABHIKO MAHATHERA
Kita semua disini tahu siapakah Bhante Wongsin? Beliau adalah seseorang yang amat sangat berjiwa sosial. Beliau juga merupakan seseorang yang selalu memberikan kita semua nasehat agar kita dapat menjadi lebih baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Dan untuk itu kami redaksi mengadakan wawancara langsung terhadap Beliau. Berikut wawancara kami dengan Beliau;
Kapan Bhante pertama kali datang ke Indonesia ?
Pada bulan Juni tahun 1991, tinggal di Bandung selama 11 bulan dan pulang kembali ke Thailand. Pada waktu itu Bhante diajak oleh Y.M. Bhante Sujivo untuk membantu membangun Vihara di Bandung. Sebenarnya kemampuan Bhante waktu itu belum ada & Bhante ke Indonesia hanya ingin mendapatkan pengalaman.
Pada tahun 1999, Bhante diberi tugas oleh Somdet Sangha Raja Thailand untuk membantu tugas Dhammaduta menggantikan Y.M. Bhante Sujivo di Bandung sejak bulan Februari 1999. Kemudian Bhante mulai belajar Bahasa Indonesia, tetapi belum bisa digunakan untuk ceramah, walaupun sudah 1 tahun di Indonesia.
Sebagai Duta Dhamma setelah Bhante berdiam di Indonesia, apa pendapat Bhante tentang umat Buddha yang ada di Indonesia ?
Kalau dilihat dari pertama sampai sekarang, umat Buddha di Indonesia sangat bersemangat untuk belajar Dhamma. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan batin yang sangat baik dan mempunyai pengertian tentang hubungan bhikkhu dengan umatnya.
Setelah Bhante menjadi Kepala Dhammaduta di Indonesia, bagaimana hubungan Bhante dengan Sangha di Indonesia dan cara apa yang Bhante lakukan agar terjalin hubungan kerjasama yang baik ?
Semuanya berjalan biasa-biasa saja. Ada pertemuan dengan Y.M. Bhante Paññavaro Mahathera selaku bhikkhu tertinggi di Sangha Theravada Indonesia dan Bhante beserta para Bhante yang lainnya tetap berhubungan baik/berteman dengan bhante-bhante di Indonesia.
Kami berterima kasih atas kepedulian Bhante terhadap pendidikan di Indonesia khususnya di Dharma Widya, lalu mengizinkan kami untuk melakukan puja bakti di Cetya Dharma Widya. Apa tanggapan Bhante tentang Cetya Dharma Widya ?
Bhante bertujuan untuk membabarkan Dhamma dalam lembaga pendidikan seperti sekolah ini. Dengan adanya sekolah ini kita semua bisa menjaga kelestarian BuddhaDhamma, dan juga dapat mengajarkan pengertian tentang Dhamma kepada orang tua maupun para murid. Selain itu juga dapat membantu mereka yang berminat untuk menjalankan hidup sebagai umat Buddha menjadi Bhikkhu/Samana.
Cetya Dharma Widya . . . . Sangat Baik. . . Umat-umat disekitarnya sangat antusias untuk melakukan puja dan belajar Dhamma.
Apa pesan & saran Bhante untuk Cetya Dharma Widya ?
Cetya Dharma Widya kalau bisa membuat daftar anggota, setiap bulan bertambah atau berkurang. Kemudian mengadakan suatu kegiatan yang dapat mempererat kesatuan umat, seperti membuat makanan, kesenian, bernyanyi, tarian, dan keterampilan lainnya.
Apa harapan Bhante untuk Cetya Dharma Widya, sehingga kami semua disini bisa belajar lebih banyak dan dalam tentang Dhamma ?
Bhante berharap Cetya Dharma Widya bisa menjadi sebuah grup untuk belajar Dhamma, dan setelah 5 bulan bisa ikut ujian Dhamma.
Langganan:
Postingan (Atom)